Minggu, 08 November 2015

Tugas PIPS mengenai Perubahan Sosial, Integrasi Sosial, Mobilitas Sosial, dan Konflik Sosial


                                                         KATA PENGANTAR                       

Assalamu’alaikum wr.wb
            Puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas ridho dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perubahan sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial”.
Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan moral dari berbagai pihak. Maka dari itu kami ucapkan Terima Kasih kepada Bapak Nuansa Bayu Segara, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing kami yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dari makalah yang kami buat ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kami mengharap kritik dan saran yang pembaca berikan  agar pembuatan makalah ini terlihat sedikit sempurna.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya para mahasiswa FKIP pendidikan ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati, sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Cirebon, 1 Juni 2013

Penyusun




DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................                    1
Daftar Isi.....................................................................................                    2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................                    3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................                    3
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................                    4
 BAB II PEMBAHASAN
2.1       Konsep Perubahan Sosial
2.1.1        Pengertian Perubahan sosial............................                    5
2.1.2        Proses Perubahan Sosial..................................                    5
2.1.3        Bentuk-bentuk Perubahan Sosial.....................                   6
2.1.4        Faktor Penyebab Perubahan Sosial..................                   8
2.1.5        Dampak Perubahan Sosial...............................                    10
2.2       Konsep Integrasi Sosial
2.2.1        Pengertian Integrasi Sosial...............................                   15
2.2.2        Bentuk Integrasi Sosial......................................                 15
2.2.3        Faktor Penyebab Perubahan Sosial......................               16
2.2.4        Syarat berhasilnya Perubahan Sosial...................                17
2.2.5        Tahapan-tahapan  Perubahan Sosial.................                   18
2.3       Konsep Mobilitas Sosial
2.3.1        Pengertian Perubahan Sosial.............................                  19
2.3.2        Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial........................                  19
2.3.3        Faktor Penyebab Mobilitas Sosial.....................                  20
2.3.4        Dampak Mobilisasi Sosial.................................                  21
2.4       Konsep Konflik Sosial
2.4.1   Pengertian Konflik Sosial..................................                  22
2.4.2   Jenis-jenis Konflik Sosial..................................                   23
2.4.3   Faktor Penyebab Konflik Sosial........................                  24
2.4.4   Dampak dari Konflik Sosial..............................                  25
2.4.5   Contoh Konflik di Indonesia.............................                 26
2.4.6   Jenis-jenis Penyelesaian....................................                   27
BAB III PENUTUP  
3.1 Kesimpulan............................................................................                   29
DAFTAR PUSTAKA..........................................................  ......                  30
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai Perubahan sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial, yang sangat berperan penting dalam perkembangan masyarakat khususnya bagi kalangan pelajar untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa.
Perubahan sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial merupakan bidang yang bersangkutan dengan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Proses tersebut merupakan gambaran dari kegiatan masyarakat sebagai akibat dari hubungan yang terjadi antar individu yang bergabung menjadi kelompok sosial yang memiliki susunan masysrakat dan memiliki karakter-karakter yang mengakibatkan terjadinya peruhan, integrasi, mobilitas dan konflik di lingkungan masyarakat . Individu-individu atau kelompok yang merupakan pelaku dari kegiatan tersebut adalah  anak-anak, mahasiswa, atau orang dewasa di dalam masyarakat umum.
            1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini berjudul Perubahan sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial. Adapun yang menjadi ruang lingkup permasalahan dalam pembahasan ma-kalah ini meliputi:
a.       Apa pengertian dari Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial?
b.      Mengapa Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial dapat terjadi?
c.       Sebutkan Bentuk-bentuk dari Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial dan konflik sosial?
d.      Bagaimana proses terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial?
e.       Apakah dampak dari terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial?

1.3  Tujuan
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial. Selain itu untuk memberikan informasi serta menambah pengetahuan atau wawasan kepada para mahasiswa mengenai Perubahan sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial yang terjadi di masyarakat, terutama tentang: (1) Pengertian dari Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial, (2) Penyebab terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial, (3)  Bentuk-bentuk dari Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial dan konflik sosial, (4) Proses terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial, (5) Dampak dari terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial di masyarakat.













2
BAB II  PEMBAHASAN
2.1                Konsep Perubahan Sosial
2.1.1        Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan Sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan dalam pola-pola hubungan sosial, yang antara lain mencakup, sistem sosial, hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem-sistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk. Perubahan tersebut  terjadi sebagai akibat dari masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh masyarakat.
Pengertian Perubahan Sosial menurut para ahli,
·         Menurut Kornblum,
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial. Penekanannya adalah pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan Sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
·         Menurut Selo Soemardjan
Perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola diantara kelompok dalam masyarakat.

2.1.2   Proses Perubahan Sosial
Perubahan Sosial merupakan suatu proses yang terus-menerus terwujud di dalam perubahan hubungan sosial. Setiap perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dan saling berpengaruh antara satu dengan lainnya. Misalnya : pembangunan ekonomi akan berkaitan dengan bidang pertanian dan tenaga ahli, dan juga harus diikuti dengan perubahan mental dan spiritual.
Perubahan yang berlangsung dalam masyarakat , proses awalnya adalah dengan adanya komunikasi dengan dunia luar. Dengan melalui kontak komunikasi unsur-unsur baru akan menyebar, baik berupa ide , gagasan, keyakinan, maupun keadaan. Gejala awal dari perubahan sosial biasanya ditandai kegoncangan yang menggambarkan adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yan berbeda.
Proses Perubahan Sosial terdiri dari tiga tahap:
1.      Invensi, yakni proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2.      Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru dikomunikasikan ke dalam sistem sosial
3.      Akulturasi, yakni proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri
4.      Asimilasi, yakni proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar yang bercampur dengan unsur-unsur kebudayaan local menjadi unsur kebudayaan baru yang berbeda
5.      Akomodasi, yakni proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang terproses dalam masyarakat
6.      Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide tersebut membunyai dampak.

2.1.3         Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
1.      Progress
Perubahan sosial progress yaitu perubahan yang membawa kemajuaanpada kehidupan masyarakat. Perubahan ini biasanya terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang memiliki tingkat pendidikan yang sudah maju. Masyarakat tersebut menginginkan suatu perubahan kearah yang positif untuk membantu aktivitas sisialnya sehari-hari. Contohnya, perubahan yang dialami di kotaJogyakarta dimana dalam kurun waktu 10 tahunan Jogyakarta menjadi kota yang lebih modern dan dapat bersaing dengan kota metropolitan lainnya.

2.      Regres
Perubahan sosial regres yaitu perubahan yang membawa pada kemunduran di kehidupan masyarakat dalam satu bidang tertentu. Perubahan demikian juga bisa terjadi pada masyarakat perkotaan dan juga yang paling sering terjadi pada masyarakat pedesaan. Perubahan regres akan membawa dampak yang tidak menyenangkan bagi individu dimasyarakat. Contohnya, pembangunan gedung pencakar langit yang dapat menyingkirkan masyarakat kecil dari kehidupan masyarakat.
3.      Evolusi
Perubahan evolusi yaitu perubahan yang berlangsung secara lambat. Perubahan ini sangat lambat karena siklus perubahannya terjadi secara turun-temurun. Perubahan secara evolusi disebabkan karena adanya paham-paham baru yang muncul sehingga membawa peruhahan cara pandang dari masyarakat. Contohnya, munculnya konsep modernisasi dalam masyarakat yang lambat laun menggeser pandangan feodalisme dalam masyarakat dunia.
4.      Revolusi
Perubahan sosial revolusi yaitu perubahan yang berlangsung dengan cepat. Perubahan ini terjadi pada masyarakat yang memiliki tingkat kekritisan tinggi. Di Indonesia pernah mengalami revolusi ketika menuntut kemerdekaan dari penjajah. Pada saat itu bangsa Indonesia melakukan pergerakan untuk mencapai kemerdekaan dengan cara melaksanakan perjuangan baik berupa organisatoris maupun diplomatis.
5.      Perubahan yang berpengaruh kecil
Yaitu perubahan pada unsur-unsur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung pada masyarakat. Perubahan ini disebabkan karena adanya suatu kebijakan dari penguasa suatu daerah. Jika perubahan yang terjadi kearah positif maka akan tetap dilangsungkan dan sebaliknya jika tidak maka akan ditentang dan dihentikan. Contohnya, kebijakan mengenai pemberian beras miskin yang menyebabkan secara perlahan masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan makannya.

6.      Perubahan yang berpengaruh besar
Yaitu perubahan yang mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Biasanya perubahan demikian dilakukan karena suatu lembaga sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Contohnya, pada lembaga pemerintah, yaitu departemen penerangan dimana lembaga tersebut sudah mulai tidak berfungsi, maka akan diubah menjadi lembaga departemen informasi dan komunikasi.
7.      Perubahan yang dikehendaki/direncanakan
Yaitu perubahan yang telah diperkirakan atau telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak tersebut disebut sebagai agen of change. Mereka akan menjadi pemicu dari gerakan perubahan sosial dimana dapat menguntungkan kepentingan mereka sendiri. Contohnya, kelompok bisnis yang melakukan penggoyangan terhadap harga-harga kebutuhan barang, demi mencari keuntungan yang berlebih.
8.      Perubahan yang tidak diketahui
Yaitu perubahan yang berlangsung diluar dari elemen masyarakat. Biasanya terjadi pada kurun waktu tertentu dan juga biasanya terjadi secara cepat serta tidak bisa disadari. Bentuk perubahan sosial ini memang benar-benar harus dapat dihindari oleh masyarakat. Karena bisa jadi masyarakat akan terbawa kedalam tindakan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang sudah disepakati. Contohnya, perubahan tatanan pola gaya hidup masyarakat.

2.1.4                  Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat disebabkan oleh faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun faktor eksternal yang  berasal dari luar masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan sosial.
1.      Faktor yang berasal dari dalam masyarakat ( factor intern)
a.       Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk
Besar kecilnya jumlah penduduk akan menentukan cepat atau lambatnya perubahan dalam masyarakat. Penduduk yang padat lebih akan mengalami perubahan yang menyangkut struktur dan kultur masyarakat daripada penduduk yang kurang padat.
b.      Adanya penemuan baru
Dengan adanya penemuan baru masyarakat akan menjadi maju, seperti : penemuan mesin uap, listrik, radio, dll. Penemuan unsur kebudayaan baru tersebut disebut “Discovery”. Namun jika suatu masyarakat sudah mau menerima penemuan baru tersebut maka disebut “Invention”. Beberapa penemuan baru akhirnya mampu mendorong terjadinya perubahan sosial. Penemuan baru tersebut berkembang dengan berbagai cara, seperti :
1.      Penemuan baru yang bersifat memancar ke berbagai arah, contoh : penemuan pesawat radio dapat menyebabkan perubahan dalam bidang lainnya, seperti perubahan dalam bidang pendidikan, pertanian, jasa perekonomian, dll.
                                        Keterangan :
Oval: P  P = Penemuan
Tanda anak panah = bidang khusus yang mengalami suatu perubahan.
2.      Penemuan baru yang sifatnya menjalar, contoh : penemuan pesawat terbang yang dapat membawa pengaruh pada sistem transportasi udara, perubahan system transportasi udara dan dapat mempengaruhi munculnya pesawat tempur beserta kelengkapannya dan akan mempengaruhi organisasi militer dan sebagainya.


 


·      Angka 1, 2, dan 3 = korelasi antara suatu penemuan baru yang membawa perubahan dan saling berkaitan.

3.      Beberapa penemuan baru menimbulkan satu perubahan, contoh : penemuan kapal laut, peta bumi, alat pembantu arah (kompas) dapat menumbuhkan sikap kolonialisme.


 


Keterangan :
·      Lingkaran 1, 2, dan 3 = penemuan-penemuan baru yang ditemukan
·      R = perubahan sikap atau perilaku yang diakibatkan oleh penemuan baru tersebut

c.       Pertentangan (konflik) dalam masyarakat
Adanya konlik sosial merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial. Namun sebagian besar konflik sosial dapat memberi dampak yang negatif bagi perubahan yang terjadi di masyarakat. Setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda, maka tidaklah aneh jika muncul suatu pertentangan antara satu dengan yang lainnya, hanya saja kita harus memikirkan dampak dari adanya konflik tersebut yang mungkin saja dapat menimbulkan perubahan ke arah negatif bila tidak tepat jalan penyelesaiannya.
d.      Pemberontakan dalam masyarakat
Pemberontakan disini mungkin hampir sama dengan konfik di masyarakat. Keduanya diakibatkan oleh kesalahpahaman, perbedaan pendapat ataupun penyebab lainnya yang tidak di musyawarahkan untuk mencari mufakatnya.
2.      Faktor yang berasal dari luar masyarakat (ekstern)
a.       Lingkungsn fisik yang ada disekitar manusia. Terjadinya bencana alam, seperti : gunung meletus, banjir, gempa bumi, dll. Juga dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat.
b.      Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Hubungan yang dilakukan secara fisik dengan masyarakat lain menimbulkan pengaruh timbal balik yang pada akhirnya akan menimbulkan perubahan.
c.       Peperangan dengan negara lain yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan karena biasanya negara yang menang akan menjajah negara yang kalah.
3.      Tabel faktor pendorong dan faktor penghambat Perubahan Sosial

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Faktor Penghambat Perubahan Sosial
·         Kontak dengan budaya lain
·         Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
·         Sistem pendidikan yang maju
·         Pendidikan yang tertinggal
·         Sistem pelapisan sosial yang terbuka
·         Sikap masyarakat yang tradisional
·         Ketidakpuasan terhadap bidang tertentu
·         Adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat
·         Penduduk yang heterogen
·         Takut terjadinya kegoyahan di masyarakat
·         Toleransi terhadap perbuatan menyimpang
·         Keinginan untuk maju
·         Prasangka buruk terhadap hal baru
·         Orientasi ke masa depan
·         Hambatan ideologis




2.1.5   Dampak Perubahan Sosial
A. Dampak perubahan sosial yang bersifat positif
1.      Dinamisasi masyarakat
Setiap anggota masyarakat secara otomatis wajib untuk meningkatkan kapasitas individunya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ini.
Sistem norma dan masyarakat pun berubah. Penggantian norma mungkin saja terjadi karena terjadi penggerusan nilai. Selain itu penentangan norma juga memunculkan erosi norma yang mengakibatkan penggantian norma.
2.      Modernisasi
Modernisasi menghasilkan manusia modern. Manusia modern mengacu pada pandangan hidup, sikap dan tindakan, bukan penampilan fisik seperti model pakaian, pergaulan bebas maupun gaya hidup kebarat-baratan
3.      Globalisasi
Memudarnya batas-batas fisik/geografik maupun politik dalam masyarakat dunia, sehingga interaksi dan komunikasi sosial di antara orang-orang dapat berlangsung tanpa hambatan yang bersifat geografik maupun politik. Hal positif yang dapat diambil dari globalisasi adalah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, karena arus informasi dan alih teknologi dapat berlangsung tanpa batas.
4.      HAM
Universalisme yang berkembang sesuai dengan arus perubahan menjadikan orang-orang mengakui akan HAM. Hak asasi manusia tidak lagi dibatasi karena ras yang berbeda, agama yang berbeda, daerah, ataupun sukubangsa.
5.      Demokratisasi
Terbukanya peluang berpartisipasi dalam proses ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan bagi segenap warga masyarakat, tidak memandang asal-usul daerah, kesukubangsaan, ras, aliran, ataupun agama.
B.     Dampak negatif dari perubahan sosial
1.      Westernisasi (meniru gaya orang barat tanpa reserve)
Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan sosial yang mengarah terhadap budaya, gaya hidup, kebiasaan, dll yang diserap oleh masyarakat melalui kontak budaya. Kebanyakan hal ini terjadi atau mengarah kepada kalangan remaja yang mana pada kalangan tersebut kontak yang terjadi diserap begitu saja tanpa menyaring hal-hal negatif didalamnya.
2.      Sekularisme, yakni pandangan hidup yang memisahkan kehidupan agama dengan kehidupan dunia. Hal ini dapat terjadi manakala seseorang tidak mempunyai keyakinan yang teguh terhadap kepercayaan yang diyakininya. Ataupun lemahnya pengetahuan yang dimiliki seseorang tersebut terhadap kapercayaannya. Hal-hal yang dilakukan contohnya : seseorang tidak akan merasa bersalah apabila telah melakukan suatu perbuatan yang sesungguhnya telah melanggar hukum agama, karena orang tersebut tidak mengaitkannya dengan hukum agama yang nantinya pasti akan dimintai pertanggung jawabannya.
3.      Konsumerisme, yakni pandangan hidup bahwa lebih baik membeli produk barang daripada membuatnya sendiri. Hal ini tentu sangat merugikan diri sendiri, karena pandangan ini akan mematikan daya kreativitas dan kemampuan untuk berinovasi.
4.      Konsumtivisme, yakni mengkonsumsi barang atau jasa yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan atau dengan kata lain membuang-buang uang dengan mengkonsumsi barang-barang secara mubazir. Menurut pandangan islam tentu hal ini tidak boleh dilakukan karena konsumtivisme mengandung sifat boros, yang mana boros adalah salah satu sifat dari setan, dan sangat dibenci oleh Allah.
5.      Hedonisme, yakni cara hidup bermewah-mewahan untuk mengejar prestise atau gengsi tertentu. Hal ini sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Karena akan mengakibatkan suatu persaingan yang mengarah pada tingkat kemampuan ekonomi.
6.      Liberalisme, yakni faham kebebasan berfikir.
Liberalisme mengandung arti kebebasan, yang berarti hal tersebut akan meningkatkan sikap egoisme dari masing-masing individu, untuk memperjuangkan pemikirannya.
7.      Feminisme, yakni gerakan sosial yang berupaya menempatkan wanita dalam urusan publik.
Memang bisa dibilang dengan adanya emansipasi wanita, saat ini wanita telah disamakan kedudukannya dengan pria. Namun pemikiran ini tidak sepenuhnya benar. Menurut pendapat saya, kembali kepada kodrat yang telah ditetapkan bahwa memang sudah seharusnya seorang wanita itu menjadi makmum dari pria.
Dengan menempatkan wanita pada urusan-urusan publik menurut saya hal tersebut kurang tepat, seberapa kuatnya seorang wanita tidak akan melebihi kekuatan dari pria.
8.      Separatisme, yakni pemberontakan/pergolakan daerah
Hal ini dapat terjadi karena memudarnya rasa nasionalisme. Dengan adanya pemberontakan berarti membuktikan bahwa timbul suatu dampak dari perubahan sosial yang mengakibatkan perbedaan pemikiran dan kesenjangan sosial, yang diakibatkan dari sikap individualisme.
9.         Kesenjangan sosial dan ekonomi, yang  terjadi karena  ketidakadilan dalam proses pembangunan karena menekankan daerah atau golongan sosial tertentu.
10.  Munculnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja, prostitusi, dan sebagainya yang disebabkan oleh adanya keinginan untuk menyesuaikan dengan taraf hidup, tetapi tidak didukung oleh kemampuan dan keterampilan yang memadai.
2.2  Konsep Integrasi Sosial
2.2.1        Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Pengertian lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
·       Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
·       Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik berupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
2.2.2        Bentuk-bentuk Integrasi Sosial
a.       Integrasi keluarga
Suatu kondisi dalam keluarga dimana seluruh anggota keluaraga sesuai dengan posisi dan kedudukannya secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama melaksanakan peranannya sehingga seluruh fungsi keluarga dapat berlangsung dengan baik.



b.      Integrasi kekerabatan
Suatu kondisi dimana nilai-nilai norma-norma, kedudukan serta peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama seluruh anggota kekerabatan.
c.       Integrasi asosiasi (perkumpulan)
Suatu kondisi dalam kelompok perkumpulan dimana orang-orang yang menjadi anggotanaya mempunyai kesamaan minat, tujuan, kepentingan dan kegemaran.
d.      Integrasi masyarakat
Suatu kondisi dalam kelompok manusia yang  telah lama bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu yang mempunyai aturan-aturan tertentu yang mengatur tata hidup mereka untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan diantara anggota tersubut mempunyai kosekuensi yang tinggi dalam melaksanakan aturan-aturan tersebut.
e.       Integrasi suku bangsa
Suatu kondisi dari suatu kelompok manusia yang mempunyai karakteristik yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaanya sementara sifat-sifat tersebut telah dimiliki oleh masing-masing anggota dan juga oleh kelompok sebagai satu kesatuan.
f.       Integrasi bangsa
Suatu kondisi dari kesatuan etnis dan kultural yang mempunyai kesamaan yang berhubungan dengan politik, latar belakang sejarah dan tujuan, dimana seluruh  anggota yang ada mempunyai komitmen yang sama dalam mencapai tujuan tersebut.

2.2.3        Faktor Penyebab Integrasi Sosial
a.       Faktor internal        
Merupakan faktor pendorong integrasi yang berasal dari diri sendiri meliputi : kesadaran diri sebagai makhluk sosial; tuntutan kebutuhan; jiwa dan semangat gotong royong.

b.      Faktor eksternal
Merupakan faktor pendorong integrasi yang berasal dari luar diri sendiri meliputi : tuntutan perkembangan jaman; persamaan kebudayaan; terbukanya kesempatan; sikap menghargai atau toleransi; persamaan visi, misi dan tujuan; adanya konsensus nilai-nilai dalam masyarakat; adanya tantangan

2.2.4        Syarat berhasilnya Integrasi Sosial
1.  Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya. Hal tersebut mungkin bisa ditingkatkan dengan cara memahami dan menerima adanya suatu perbedaan yang ada dan juga dengan meningkatkan rasa nasionalisme dan memahami semboyan bangsa indonesi yang mana bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti bahwa berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya. sebagai mahluk sosial sudah pasti kita tidak bisa hidup sendiri. Kita pasti memerlukan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Karena sudah merupakan kewajiban bagi kehidupan manusia untuk saling bahu-membahu dan saling bekerjasama dalam mengisi kebutuhan hidup.
3. Tercapainya konsensus (kesepakatan) mengenai nilai-nilai dan norma sosial melalu musyawarah bersama. Hal ini merupakan salah satu hal yang sangat membantu mengurangi adanya konflik sosial. Pada dasarnya setiap orang memiliki perbedaan satu dengan lainnya dan perbedaan tersebut akan menemukan jalan keluar, apabila sikap egoisme dikurangi dan juga melaksanakan musyawarah untuk mencapai mufakat.

4. Norma-norma berlaku cukup lama dan konsisten dimana  masyarakat akan menjadikan norma tersebut sebagai peraturan yang paten dan tidak boleh untuk dilanggar di lingkungan masyarakat.
2.2.5     Tahapan-tahapan Integrasi Sosial
1. Akomodasi : penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau konflik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara beradaptasi dengan lingkungan baru dan melakukan komunikasi dengan masyarakat, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahpahaman yang mengakibatkan konflik.

2. Kerjasama : merupakan interaksi yang dilakukan oleh dua atau lebih dari orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara melakukan kontak dengan masyarakat, sehingga terjalinnya rasa kepercayaan, keharmonisan yang akan dengan sendirinya menumbuhkan sikap kerjasama dalam melakukan hal-hal tertentu yang membutuhkan bantuan banyak orang.

3.  koordinasi : mengatur kegiatan agar tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Koordinasi sangat dibutuhkan untuk memberikan suatu kepastian yang nyata dengan melakukan komunikasi yang baik sehingga terjadi keharmonisan.

4. asimilasi : pembauran nilai dan sikap warga masyarakat yang tergolong sebagai satu bangsa. Hal ini merupakan tahapan yang paling penting, karena memang sudah seharusnya pembauran atau pencampuran dilakukan oleh masyarakat. Dimana masyarakat memiliki peran serta yang sama, pribadi yang satu, tinggal dan hidup dalam satu bangsa, yang mau tidak mau harus melakukan pembauran untuk mencapai integrasi sosial dan mengurangi adanya konflik.
2.3    Konsep Mobilitas Sosial
2.3.1        Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosoal adalah perpindahan posisi atau kedudukan dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lain.
Menurut Paul B.Hartono Mobilitas Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial kekelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Senentara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
2.3.2        Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
1.     Mobilitas Sosial Vertikal adalah perpindahan individu dari satu kedudukan sosial naik atau turun.
Mobilitas Sosial  Vertikal terbagi kedalam:
a.    Mobilitas Vertikal Intra Generasi: yaitu mobilitas yang terjadi pada diri sendiri dalam hidup, baik naik ataupun turun.
Contoh mobilitas sosial vertikal intra generasi naik : Pak Ali seorang tukang sapu disebuah kantor kemudian naik menjadi tenaga administrasi.
Contoh mobilitas vertikal intra generasi turun : Pak Dedi semula pangkatnya kapten sekarang menjadi mayor.
b.   Mobilitas sosial Antar Generasi : yaitu mobilitas yang terjadi pada dua generasi atau lebih, naik atau turun.
Contoh mobilitas antar ganerasi naik : Ayahnya seorang dosen sedangkan anaknya menjadi mentri
Contoh mobilitas antar generasi turun : ayahnya pengacara sedangkan anaknya menjadi pedagang asongan
2.    Mobilitas Horizontal adalah mobilitas sosial horizontal terjadi apabila ada perubahan kedudukan atau posisi pada strata yang sama . pergerakan kedudukan tersebut bisa bersifat maju maupun mundur tergantung dampak yang didapatkan oleh individu maupun kelompok yang bergerak.
Mobilitas Sosial Horizontal terbagi kedalam :
a.  Mobilitas Horizontal Intra Generasi: yaitu perpindahan individu dari kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Contoh : Pak Abdul seorang petani berganti menjadi pedagang.
b.   Mobilitas Horizontal Antar Generasi : yaitu perpindahan kedudukan antar dua generasi atau lebih.
Contoh : ayah seorang petani kelas menengah dan anaknya menjadi pegawai kelas menengah.

2.3.3   Faktor Penyebab Mobilitas Sosial
1.Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
a.Faktor Struktural
·      Struktur Pekerjaan
Status sosial dalam masyarakat itu berbeda-beda. Pada masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian bertanni cenderung memperluas lapangan kerja di tingkat menengah dan bawah tanpa keterampilan khusus, sehingga kemungkinan berpindah ke status sosial yang lebih tinggi sangat kecil, sedangkan pada masyarakat kota dengan mata pencaharian di sektor industry cenderung memperluas lapangan pekerjaan struktural di tingkat menengah dan atas lebih terbuka.

·      Perbedaan Fertilitas (angka kelahiran):
tingkat kelahiran pada masyarakat berstatus sosial rendah lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat dengan status sosial yang tinggi. Sehingga mendorong masyarakat berstatus sosial rendah melakukan mobilitas ke perkotaan.
·      Sytem ekonomi ganda
yaitu system tradisional dan modern akan berdampak pada adanya mobilitas yang tergantung pada prestasi kerja karena kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh prestasi kerja seseorang.
b.Faktor Individu
Tidak semua orang mampu meningkatkan status sosialnya, hal ini tergantung pada faktor :
·      Kemampuan
·      Orientasi terhadap mobilitas
·      Keadaan ekonomi
·      Situasi Politik
·      Kependudukan
·      Keberuntungan
2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
a. Kemiskinan
b. Diskriminasi ras
c. Perbedaan ras dan agama
d. Perbedaan jenis kelamin (gender)
e. Faktor sosialisasi
2.3.4   Dampak dari Mobilitas Sosial
Adapun dampak dari mobilitas sosial secara umum, yaitu:
·       Mendorong seseorang untuk maju
Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi atau terdorong untuk lebih berprestasi dan lebih maju sehingga dapat mempertahankan, atau bahkan meningkatkan, status sosialnya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi.
·       Mempercepat perubahan sosial
Melalui mobilitas sosial, seseorang termotivasi untuk melakukan perubahan-perubahan perilakunya (kepribadian). Perubahan pola perilaku individual itu apda akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan sosial.
·       Menimbulkan kecemasan dan ketegangan
Seseorang yang mengalami peningkatan atau penurunan kelas sosial akan terjadi kecemasan dan ketegangan karena situasi dan kondisi saat ini berbeda dari sebelumnya.
·       Keretakan hubungan dalam kelompok primer
Keretakan hubungan dalam kelompok primer terjadi ketika salah seorang yang mulanya merupakan anggota suatu kelompok kemudian mengalami perpindahan kelas sosial ke kelas sosial yang lebih rendah atau lebih tinggi.

2.4     Konsep Konflik Sosial
2.4.1        Pengertian Konflik Sosial
Konfik berasal dari kata kerja Latin configers yang berarti saling memukul. Konflik merupakan hal yang melekat dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada konflik, berarti tidak ada masyarakat. Konflik adalah proses sosial dimana individu atau kelompok menyerang, membuat tidak berdaya atau menghancurkan individu atau kelompok lain. Dengan adanya konflik, akan memicu perubahan sosial di dalam masyarakat. Secara garis besar, konflik disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan. Perbedaan individu (perbedaan pendirian dan perasaan), perbedaan latar belakang kebudayaan, perbedaan kepentingan. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang mendorong sehingga konflik terjadi. Ketika individu-individu dalam masyarakat berinteraksi, tentunya ada tujuan masing-masing individu yang terbawa dalam interaksi. Dan karena adanya perbedaan-perbedaan tadi, membuat pencapaian tujuan berkonflik. Dari sinilah awal mula bisa terjadinya perubahan sosial.
2.4.2        Jenis-jenis Konflik Sosial
1.         Konflik pribadi (antar individu),
Konflik pribadi terjadi ketika ada perasaan tidak suka seseorang terhadap orang lain (karena perbedaan-perbedaan diantara keduanya) sehingga muncul rasa ingin memaki, menjatuhkan bahkan menghancurkan lawan.
Konflik pribadi merupakan suatu pertentangan yang terjadi pada diri individu, sehingga sulit untuk mengendalikannya.hal ini biasanya terjadi karena keegoisan dari pemikiran individu masing-masing untuk memenangkan pemikirannya.
2.         Konflik rasial,
Konflik rasial adalah konflik yang muncul karena perbedaan ras dalam masyarakat. Penyebab utama dari konflik rasial biasanya berasal dari perbedaan latar belakang budaya.
Konflik ini menyangkut terhadap lingkungan rasial yang mengalami perbedaan latar belakang budaya, dan tidak terjalinnya komunikasi antara ras satu dengan lainnya sehingga mengakibatkan konflik.
3.         Konflik antar kelas,
Konflik antar kelas adalah ketika kelompok yang tidak berdaya meminta kesamaan pembagian sumber daya pada kelompok yang berdaya, kelompok yang memiliki kekuasaan menguasai kelompok lain. Biasanya konflik ini terjadi karena adanya kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan antara strata atau tingkatatan kelas yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini akan mengakibatkan adanya sikap kecemburuan sosial.
4.         Konflik politik,
Konflik politik adalah ketika proses penyelesaian suatu masalah, tiap kelompok dalam masyarakat menggunakan cara berpolitikan yg berbeda. Lebih sering tentang kebijakan pemerintah. Ada pihak yang mendukung (pro) dan ada juga yang tidak (kontra), sehingga terjadi konflik terbuka dalam masyarakat. Sedangkan
Konflik politik umumnya terjadi karena adanya persaingan yang terjadi akibat perebutan suatu kekuasaan. Atau pun karena adanya perbedaan pola pikir yang tidak melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat.
5.         Konflik internasional
Konflik internasional adalah konflik antar Negara yang berdaulat. Bisa karena masalah perbatasan, politik luar negeri, kerja sama internasional, dan lain-lain. Merupakan konflik yang terjadi pada satu negara dengan negara lain, hal tersebut dapat terjadi akibat adanya hal-hal yang menjadi pendorongnya, contoh konflik internasional yang paling heboh adalah masalah perebutan wilayah antara palestina dengan israel yang banyak merenggut korban jiwa dan melibatkan banyak negara untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut.

2.4.3        Faktor Penyebab Konflik Sosial
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik, yaitu:
1)      Perbedaan kepentingan setiap individu dalam masyarakat.
2)      Perbedaan pola kebudayaan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3)      Perbedaan aliran politik yang dijadikan pedoman dalam mencapai suatu kekuasaan dalam masyarakat.
4)      Adanya perubahan sosial yang cepat yang menimbulkan benturan polaperilaku kehidupan.



2.4.4        Dampak dari Konflik Sosial
1) Dampak yang bersifat positif
a.   Meningkatkannya solidaritas organis di dalam masyarakat (in group solidarity)
b.    Adanya perubahan kearah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya (status quo)
c.   Meningkatkannya kerjasama antar individu dalam suatu kelompok setelah konflik mulai mereda.
d.   meningkatkan solidaritas intern dalam suatu kelompok yang sedang bertikai dengan kelompok lain.
e.    Individu dalam masing-masing kelompok yang berkonflik akan menyatukan kekuatan, solidaritas, guna memenangkan konflik. Lalu konflik tersebut akan memawa masyaraka ke dalam suatu perubahan sosial sebagai tanggapan dari konflik tersebut.

2)   Dampak yang bersifat negatif
a.    Menimbulkan disintegrasi sosial dalam masyarakat.
b.   Menimbulkan kerugian secara material maupun fisik di masyarakat.
c.    Hilangnya idealisme individu dalam mencapai suatu masyarakat yang menyatu.
d.   Adanya hegemoni terhadap suatu golongan masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
e.    Keretakan hubungan diantara dua kelompok yang bertikai,
f.    Kerusakan harta benda,
g.   Memakan korban luka maupun meninggal, dan sebagainya.





2.4.5    Contoh Konflik dan penyelesaiannya di Indonesia
Konflik vertikal antara Aceh dengan Pemerintah Indonesia
Sebagaimana yang kita tahu, konflik Aceh dengan pemerintah pusat sudah terjadi sejak lama. Diawali dengan kekecewaan rakyat Aceh pada sikap Pemerintah yang menganaktirikan Aceh. Kemudian berlanjut karena rakyat Aceh merasa Pemerintah hanya mengambil sumber daya alam Aceh tanpa memberikan timbal balik yang setimpal. Ditambah dengan pendekatan militer yang diterapkan orde baru untuk menekan pergerakan GAM, semakin membuat konflik Aceh sulit untuk menemui jalan keluar. Selain itu juga karena faktor Indonesia yang baru saja merdeka, yang masih mencoba mencapai stabilitas Negara, membuat banyak sekali daerah-daerah yang ingin memerdekakan diri. Tetapi hanya Aceh dan Papua lah yang paling alot untuk mecapai kesepakatan damai.

Banyak sekali korban jiwa berjatuhan selama konflik Aceh. Bahkan sempat mendapat julukan ‘Aceh berlumur darah’ karena hal tersebut. Berbagai cara ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dialog antara Pemerintah dan Rakyat Aceh pun diadakan. Keterlibatan pihak ketiga sangat membantu dalam penyelesaian konflik antara Aceh dan Pemerintah pusat. Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman, kedua belah pihak yang bersengketa memilih HDC (Henry Dunant Centre) untuk menjadi penengah atau pihak ketiga yang membantu penyelesaian masalah mereka. Namun, usaha tersebut tidak memunculkan titik terang. Justru permasalahan semakin rumit. Sehingga muncullah pro dan kontra atas kehadiran HDC tersebut. Negosiasi kembali dibuka pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kali ini CMI (Crisis Management Initiative) lah yang hadir sebagai pihak ketiga untuk menjembatani permasalahan yang dihadapi RI-GAM. Negosiasi tersebut menumbuhkan titik terang dan menghasilkan nota kesepahaman perdamaian antara RI-GAM di Helsinki.

Dari penjelasan tersebut hal yang dapat diambil kesimpulan bahwa penyelesaian konflik adalah dengan berdialog. Dialog untuk memahami satu sama lain, mencoba mencari kesepakatan antara apa yang diinginkan pihak satu dan pihak lain tanpa harus merugikan satu sama lain. Bentuk dialog tersebut bermacam-macam.

2.2.6 Jenis-jenis penyelesaian konflik:

·      Yang pertama, Konsiliasi.
Yaitu suatu cara untuk mempertemukan pihak-pihak yang berselisih guna mencapai persetujuan bersama untuk berdamai. Dalam proses ini pihak-pihak yang berkepentingan dapat meminta bantuan pihak ke tiga. Namun dalam hal ini pihak ketiga tidak bertugas secara menyeluruh dan tuntas. Ia hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang dianggapnya baik kepada kedua pihak yang berselisih untuk menghentikan sengketanya.
·      Yang kedua, Mediasi.
Yaitu suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan menggunakan seorang pengantara (mediator). Dalam hal ini fungsi seorang mediator hampir sama dengan seorang konsiliator. Seorang mediator juga tidak mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan yang mengikat; keputusannya hanya bersifat konsultatif. Pihak-pihak yang bersengketa sendirilah yang harus mengambil keputusan untuk menghentikan perselisihan.
·      Yang ketiga, Arbritasi.
Yaitu suatu cara penyelesaian masalah dengan menghadirkan pihak ketiga yang berperan sebagai “judge” atau melalui pengadilan. Seorang arbiter memberi keputusan yang mengikat kedua pihak yang bersengketa, artinya keputusan seorang hakim harus ditaati. Apabila salah satu pihak tidak menerima keputusan itu, ia dapat naik banding kepada pengadilan yang lebih tinggi sampai instansi pengadilan nasional yang tertinggi. Dalam hal persengketaan antara dua negara dapat ditunjuk negara ketiga sebagai arbiter, atau instansi internasional lain seperti PBB.
·      Yang keempat, Koersi.
Yaitu suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan menggunakan paksaan fisik atau pun psikologis. Bila paksaan psikologis tidak berhasil, dipakailah paksaan fisik. Pihak yang biasa menggunakan paksaan adalah pihak yang kuat, pihak yang merasa yakin menang, bahkan sanggup menghancurkan pihak musuh. Pihak inilah yang menentukan syarat-syarat untuk menyerah dan berdamai yang harus diterima pihak yang lemah. Misalnya, dalam perang dunia II Amerika memaksa Jepang untuk menghentikan perang dan menerima syarat-syarat damai.

Dari cara-cara penyelesaian konflik tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa cara yang ditempuh Pemerintah Pusat dan GAM untuk menyelesaikan masalah mereka adalah Mediasi. Menghadirkan pihak ketiga (dalam hal ini CMI), pihak ketiga tersebut memberikan nasehat-nasehat (bersifat konsultif) dan tidak memberikan keputusan yang mengikat. Nota perdamaian RI-GAM bukan hasil keputusan CMI, melainkan karena kesepakatan bersama antara RI dengan GAM. Namun nota tersebut tidak akan berarti tanpa adanya pemeliharaan perdamaian. Kedua belah pihak juga harus bisa menjaga perdamaian tersebut. pemerintah harus lebih memperhatikan wilayah-wilayah kedaulatannya, sedangkan rakyat Aceh juga perlu adanya kesadaran bahwa Indoensia ini luas, banyak pulau yang dipisahkan dengan lautan. Mereka harus bisa mandiri dan justru membuktikan diri bahwa mereka bisa mengurus rumah tangga wilayahnya sendiri dengan mengolah sumber daya alam mereka sendiri.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dikodratkan untuk menjadi makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dengan kata lain manusia tidak akan bisa hidup sendiri, semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia melalui suatu proses atau tahapan yang berkaitan dengan bentuk-bentuk yang akan dihasilkan dari proses sosialisasi. Proses sosialisasi bisa terjadi melalui Integrasi sosial dan mobilitas sosial, namun dari kedua proses tersebut akan menimbulkan sebuah dampak yang berkaitan dengan Perubahan Sosial yang jika berdampak negatif akan menemui Konflik Sosial.
Intinya dalam proses kehidupan manusia antara Integrasi sosial, Mobilitas Sosial, Perubahan Sosial dan Konflik Sosial memiliki keterkaitan yang sangat jelas, sehingga logikanya dalam kehidupan manusia ibarat roda yang terus berputar pada proses-proses tersebut.










DAFTAR PUSTAKA

                        Kharisma, M.J.Haka. 2006. Sosilogi SMA kelas XII.
                        Kharisma, M.J.Haka. 2006. Sosiologi SMA kelas XI.
            Syamsul Hadi, et.al., Disintegrasi Pasca Orde Baru: Negara, Konflik Lokal, dan Dinamika Internasional (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007). 
Hasbollah Toisuta, Belajar dari Kasus Aceh: Menggagas Dialog Kultural dalam Fahmi Salatalohy dan Rio Pelu, eds. Nasionalisme Kaum Pinggiran: Dari Maluku tentang Maluku untuk Indonesia (Yogyakarta: Kerjasama Satusa dan LKiS, 2004) h.6. 










Perubahan Sosial, Integrasi Sosial, Mobilitas Sosial, dan Konflik Sosial
Makalah untuk memenuhi tugas
Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen Pengampuh : Nuansa Bayu Segara,S.Pd.,M.Pd
       183885_156133961108646_8212323_n.jpg
Kelas 1B
·         Muhammad Dzulhijah (112080031)
·         Desi Purwanti (112080033)
·         Yuli Yanti (112080034)
·         Dewi Kartika Sari (112080046)

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati
Tahun 2012/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar