KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah Swt
karena atas ridho dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perubahan
sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial”.
Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan
berkat dukungan dan bantuan moral dari berbagai pihak. Maka dari itu kami
ucapkan Terima Kasih kepada Bapak Nuansa Bayu Segara, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembimbing kami yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dari makalah yang kami
buat ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kami mengharap kritik dan
saran yang pembaca berikan agar
pembuatan makalah ini terlihat sedikit sempurna.
Demikian makalah ini kami buat semoga
bermanfaat bagi kita semua, khususnya para mahasiswa FKIP pendidikan ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati, sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Cirebon, 1 Juni 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar........................................................................... 1
Daftar
Isi..................................................................................... 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 3
1.2 Rumusan
Masalah................................................................. 3
1.3 Tujuan
Penulisan................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Perubahan Sosial
2.1.1
Pengertian Perubahan sosial............................ 5
2.1.2
Proses Perubahan Sosial.................................. 5
2.1.3
Bentuk-bentuk Perubahan Sosial..................... 6
2.1.4
Faktor Penyebab Perubahan Sosial.................. 8
2.1.5
Dampak Perubahan Sosial............................... 10
2.2 Konsep Integrasi Sosial
2.2.1
Pengertian Integrasi Sosial............................... 15
2.2.2
Bentuk Integrasi Sosial...................................... 15
2.2.3
Faktor Penyebab Perubahan Sosial...................... 16
2.2.4
Syarat berhasilnya Perubahan Sosial................... 17
2.2.5
Tahapan-tahapan Perubahan Sosial................. 18
2.3 Konsep Mobilitas Sosial
2.3.1
Pengertian Perubahan Sosial............................. 19
2.3.2
Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial........................ 19
2.3.3
Faktor Penyebab Mobilitas Sosial..................... 20
2.3.4
Dampak Mobilisasi
Sosial................................. 21
2.4 Konsep Konflik Sosial
2.4.1 Pengertian Konflik Sosial.................................. 22
2.4.2 Jenis-jenis
Konflik Sosial.................................. 23
2.4.3 Faktor
Penyebab Konflik Sosial........................ 24
2.4.4 Dampak
dari Konflik Sosial.............................. 25
2.4.5 Contoh
Konflik di Indonesia............................. 26
2.4.6
Jenis-jenis Penyelesaian.................................... 27
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................ 29
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................... ...... 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam hal ini penulis akan membahas
mengenai Perubahan sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik
sosial, yang sangat berperan penting dalam perkembangan masyarakat khususnya
bagi kalangan pelajar untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa.
Perubahan
sosial, integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial
merupakan bidang yang bersangkutan dengan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Proses tersebut merupakan gambaran dari kegiatan masyarakat sebagai akibat dari
hubungan yang terjadi antar individu yang bergabung menjadi kelompok sosial
yang memiliki susunan masysrakat dan memiliki karakter-karakter yang
mengakibatkan terjadinya peruhan, integrasi, mobilitas dan konflik di
lingkungan masyarakat . Individu-individu atau kelompok yang merupakan pelaku
dari kegiatan tersebut adalah anak-anak,
mahasiswa, atau orang dewasa di dalam masyarakat umum.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini berjudul Perubahan sosial,
integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial. Adapun yang menjadi
ruang lingkup permasalahan dalam pembahasan ma-kalah ini meliputi:
a. Apa
pengertian dari Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial?
b. Mengapa
Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial dapat terjadi?
c. Sebutkan
Bentuk-bentuk dari Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial dan
konflik sosial?
d. Bagaimana
proses terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial?
e. Apakah
dampak dari terjadinya Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial?
1.3 Tujuan
Tujuan
kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Ilmu Pendidikan Sosial. Selain itu untuk memberikan informasi serta menambah
pengetahuan atau wawasan kepada para mahasiswa mengenai Perubahan sosial,
integrasi sosial, mobilitas sosial, dan konflik sosial yang terjadi di
masyarakat, terutama tentang: (1) Pengertian dari Perubahan sosial, interaksi
sosial, dan mobilitas sosial, (2) Penyebab terjadinya Perubahan sosial,
interaksi sosial, dan mobilitas sosial, (3) Bentuk-bentuk dari Perubahan sosial, interaksi
sosial, mobilitas sosial dan konflik sosial, (4) Proses terjadinya Perubahan
sosial, interaksi sosial, dan mobilitas sosial, (5) Dampak dari terjadinya
Perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial di masyarakat.
2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Konsep Perubahan Sosial
2.1.1
Pengertian
Perubahan Sosial
Perubahan Sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan dalam
pola-pola hubungan sosial, yang antara lain mencakup, sistem sosial,
hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem-sistem politik dan kekuatan, dan
persebaran penduduk. Perubahan tersebut terjadi
sebagai akibat dari masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh masyarakat.
Pengertian Perubahan Sosial menurut para ahli,
·
Menurut
Kornblum,
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun immaterial. Penekanannya adalah pada pengaruh besar unsur-unsur
kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan Sosial diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
·
Menurut
Selo Soemardjan
Perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola diantara kelompok
dalam masyarakat.
2.1.2
Proses
Perubahan Sosial
Perubahan Sosial merupakan suatu proses yang terus-menerus terwujud di
dalam perubahan hubungan sosial. Setiap perubahan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dan saling berpengaruh
antara satu dengan lainnya. Misalnya : pembangunan ekonomi akan berkaitan
dengan bidang pertanian dan tenaga ahli, dan juga harus diikuti dengan
perubahan mental dan spiritual.
Perubahan yang berlangsung dalam masyarakat , proses awalnya adalah
dengan adanya komunikasi dengan dunia luar. Dengan melalui kontak komunikasi
unsur-unsur baru akan menyebar, baik berupa ide , gagasan, keyakinan, maupun
keadaan. Gejala awal dari perubahan sosial biasanya ditandai kegoncangan yang
menggambarkan adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yan berbeda.
Proses Perubahan Sosial terdiri dari tiga tahap:
1.
Invensi,
yakni proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2.
Difusi,
yakni proses dimana ide-ide baru dikomunikasikan ke dalam sistem sosial
3.
Akulturasi,
yakni proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat
dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri
4.
Asimilasi,
yakni proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar yang bercampur
dengan unsur-unsur kebudayaan local menjadi unsur kebudayaan baru yang berbeda
5.
Akomodasi,
yakni proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang terproses dalam
masyarakat
6.
Konsekuensi,
yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide
tersebut membunyai dampak.
2.1.3
Bentuk-bentuk
Perubahan Sosial
1.
Progress
Perubahan sosial progress yaitu perubahan yang membawa kemajuaanpada
kehidupan masyarakat. Perubahan ini biasanya terjadi pada masyarakat yang
tinggal di perkotaan yang memiliki tingkat pendidikan yang sudah maju.
Masyarakat tersebut menginginkan suatu perubahan kearah yang positif untuk
membantu aktivitas sisialnya sehari-hari. Contohnya, perubahan yang dialami di
kotaJogyakarta dimana dalam kurun waktu 10 tahunan Jogyakarta menjadi kota yang
lebih modern dan dapat bersaing dengan kota metropolitan lainnya.
2.
Regres
Perubahan sosial regres yaitu perubahan yang membawa pada kemunduran di
kehidupan masyarakat dalam satu bidang tertentu. Perubahan demikian juga bisa
terjadi pada masyarakat perkotaan dan juga yang paling sering terjadi pada
masyarakat pedesaan. Perubahan regres akan membawa dampak yang tidak
menyenangkan bagi individu dimasyarakat. Contohnya, pembangunan gedung pencakar
langit yang dapat menyingkirkan masyarakat kecil dari kehidupan masyarakat.
3.
Evolusi
Perubahan evolusi yaitu perubahan yang berlangsung secara lambat.
Perubahan ini sangat lambat karena siklus perubahannya terjadi secara
turun-temurun. Perubahan secara evolusi disebabkan karena adanya paham-paham
baru yang muncul sehingga membawa peruhahan cara pandang dari masyarakat.
Contohnya, munculnya konsep modernisasi dalam masyarakat yang lambat laun
menggeser pandangan feodalisme dalam masyarakat dunia.
4.
Revolusi
Perubahan sosial revolusi yaitu perubahan yang berlangsung dengan
cepat. Perubahan ini terjadi pada masyarakat yang memiliki tingkat kekritisan
tinggi. Di Indonesia pernah mengalami revolusi ketika menuntut kemerdekaan dari
penjajah. Pada saat itu bangsa Indonesia melakukan pergerakan untuk mencapai
kemerdekaan dengan cara melaksanakan perjuangan baik berupa organisatoris
maupun diplomatis.
5.
Perubahan
yang berpengaruh kecil
Yaitu perubahan pada unsur-unsur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung pada masyarakat. Perubahan ini disebabkan karena adanya suatu
kebijakan dari penguasa suatu daerah. Jika perubahan yang terjadi kearah
positif maka akan tetap dilangsungkan dan sebaliknya jika tidak maka akan
ditentang dan dihentikan. Contohnya, kebijakan mengenai pemberian beras miskin
yang menyebabkan secara perlahan masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan
makannya.
6.
Perubahan
yang berpengaruh besar
Yaitu perubahan yang mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Biasanya perubahan demikian dilakukan karena suatu lembaga
sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Contohnya, pada lembaga pemerintah,
yaitu departemen penerangan dimana lembaga tersebut sudah mulai tidak
berfungsi, maka akan diubah menjadi lembaga departemen informasi dan
komunikasi.
7.
Perubahan
yang dikehendaki/direncanakan
Yaitu perubahan yang telah diperkirakan atau telah direncanakan
terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam
masyarakat. Pihak-pihak tersebut disebut sebagai agen of change. Mereka akan
menjadi pemicu dari gerakan perubahan sosial dimana dapat menguntungkan
kepentingan mereka sendiri. Contohnya, kelompok bisnis yang melakukan
penggoyangan terhadap harga-harga kebutuhan barang, demi mencari keuntungan
yang berlebih.
8.
Perubahan
yang tidak diketahui
Yaitu perubahan yang berlangsung diluar dari elemen masyarakat.
Biasanya terjadi pada kurun waktu tertentu dan juga biasanya terjadi secara
cepat serta tidak bisa disadari. Bentuk perubahan sosial ini memang benar-benar
harus dapat dihindari oleh masyarakat. Karena bisa jadi masyarakat akan terbawa
kedalam tindakan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang sudah disepakati.
Contohnya, perubahan tatanan pola gaya hidup masyarakat.
2.1.4
Faktor
Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat disebabkan oleh faktor internal atau faktor yang
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari luar masyarakat. Berikut adalah
penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan sosial.
1.
Faktor
yang berasal dari dalam masyarakat ( factor intern)
a.
Bertambah
dan berkurangnya jumlah penduduk
Besar kecilnya jumlah penduduk akan menentukan cepat atau lambatnya
perubahan dalam masyarakat. Penduduk yang padat lebih akan mengalami perubahan
yang menyangkut struktur dan kultur masyarakat daripada penduduk yang kurang
padat.
b.
Adanya
penemuan baru
Dengan adanya penemuan baru masyarakat akan menjadi maju, seperti :
penemuan mesin uap, listrik, radio, dll. Penemuan unsur kebudayaan baru
tersebut disebut “Discovery”. Namun jika suatu masyarakat sudah mau menerima
penemuan baru tersebut maka disebut “Invention”. Beberapa penemuan baru
akhirnya mampu mendorong terjadinya perubahan sosial. Penemuan baru tersebut
berkembang dengan berbagai cara, seperti :
1.
Penemuan
baru yang bersifat memancar ke berbagai arah, contoh : penemuan pesawat radio
dapat menyebabkan perubahan dalam bidang lainnya, seperti perubahan dalam
bidang pendidikan, pertanian, jasa perekonomian, dll.
Keterangan
:
P = Penemuan
Tanda anak panah = bidang khusus yang mengalami suatu perubahan.
2.
Penemuan
baru yang sifatnya menjalar, contoh : penemuan pesawat terbang yang dapat
membawa pengaruh pada sistem transportasi udara, perubahan system transportasi
udara dan dapat mempengaruhi munculnya pesawat tempur beserta kelengkapannya
dan akan mempengaruhi organisasi militer dan sebagainya.
·
Angka
1, 2, dan 3 = korelasi antara suatu penemuan baru yang membawa perubahan dan
saling berkaitan.
3.
Beberapa
penemuan baru menimbulkan satu perubahan, contoh : penemuan kapal laut, peta
bumi, alat pembantu arah (kompas) dapat menumbuhkan sikap kolonialisme.
Keterangan :
· Lingkaran
1, 2, dan 3 = penemuan-penemuan baru yang ditemukan
· R =
perubahan sikap atau perilaku yang diakibatkan oleh penemuan baru tersebut
c. Pertentangan
(konflik) dalam masyarakat
Adanya
konlik sosial merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial. Namun
sebagian besar konflik sosial dapat memberi dampak yang negatif bagi perubahan
yang terjadi di masyarakat. Setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda,
maka tidaklah aneh jika muncul suatu pertentangan antara satu dengan yang
lainnya, hanya saja kita harus memikirkan dampak dari adanya konflik tersebut
yang mungkin saja dapat menimbulkan perubahan ke arah negatif bila tidak tepat
jalan penyelesaiannya.
d. Pemberontakan
dalam masyarakat
Pemberontakan
disini mungkin hampir sama dengan konfik di masyarakat. Keduanya diakibatkan
oleh kesalahpahaman, perbedaan pendapat ataupun penyebab lainnya yang tidak di
musyawarahkan untuk mencari mufakatnya.
2. Faktor
yang berasal dari luar masyarakat (ekstern)
a. Lingkungsn
fisik yang ada disekitar manusia. Terjadinya bencana alam, seperti : gunung
meletus, banjir, gempa bumi, dll. Juga dapat menimbulkan perubahan dalam
masyarakat.
b. Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain. Hubungan yang dilakukan secara fisik dengan
masyarakat lain menimbulkan pengaruh timbal balik yang pada akhirnya akan
menimbulkan perubahan.
c. Peperangan
dengan negara lain yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan karena biasanya
negara yang menang akan menjajah negara yang kalah.
3. Tabel
faktor pendorong dan faktor penghambat Perubahan Sosial
Faktor Pendorong
Perubahan Sosial
|
Faktor
Penghambat Perubahan Sosial
|
·
Kontak dengan budaya
lain
|
·
Kurangnya hubungan
dengan masyarakat lain
|
·
Sistem pendidikan yang
maju
|
·
Pendidikan yang
tertinggal
|
·
Sistem pelapisan
sosial yang terbuka
|
·
Sikap masyarakat yang
tradisional
|
·
Ketidakpuasan
terhadap bidang tertentu
|
·
Adanya kepentingan
yang tertanam dengan kuat
|
·
Penduduk yang
heterogen
|
·
Takut terjadinya
kegoyahan di masyarakat
|
·
Toleransi terhadap
perbuatan menyimpang
·
Keinginan untuk maju
|
·
Prasangka buruk
terhadap hal baru
|
·
Orientasi ke masa
depan
|
·
Hambatan ideologis
|
2.1.5 Dampak
Perubahan Sosial
A. Dampak
perubahan sosial yang bersifat positif
1. Dinamisasi
masyarakat
Setiap
anggota masyarakat secara otomatis wajib untuk meningkatkan kapasitas
individunya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ini.
Sistem
norma dan masyarakat pun berubah. Penggantian norma mungkin saja terjadi karena
terjadi penggerusan nilai. Selain itu penentangan norma juga memunculkan erosi
norma yang mengakibatkan penggantian norma.
2. Modernisasi
Modernisasi
menghasilkan manusia modern. Manusia modern mengacu pada pandangan hidup, sikap
dan tindakan, bukan penampilan fisik seperti model pakaian, pergaulan bebas
maupun gaya hidup kebarat-baratan
3. Globalisasi
Memudarnya
batas-batas fisik/geografik maupun politik dalam masyarakat dunia, sehingga
interaksi dan komunikasi sosial di antara orang-orang dapat berlangsung tanpa
hambatan yang bersifat geografik maupun politik. Hal positif yang dapat diambil
dari globalisasi adalah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, karena
arus informasi dan alih teknologi dapat berlangsung tanpa batas.
4. HAM
Universalisme
yang berkembang sesuai dengan arus perubahan menjadikan orang-orang mengakui
akan HAM. Hak asasi manusia tidak lagi dibatasi karena ras yang berbeda, agama
yang berbeda, daerah, ataupun sukubangsa.
5. Demokratisasi
Terbukanya
peluang berpartisipasi dalam proses ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan
bagi segenap warga masyarakat, tidak memandang asal-usul daerah,
kesukubangsaan, ras, aliran, ataupun agama.
B. Dampak
negatif dari perubahan sosial
1. Westernisasi
(meniru gaya orang barat tanpa reserve)
Hal
ini diakibatkan oleh adanya perubahan sosial yang mengarah terhadap budaya,
gaya hidup, kebiasaan, dll yang diserap oleh masyarakat melalui kontak budaya.
Kebanyakan hal ini terjadi atau mengarah kepada kalangan remaja yang mana pada
kalangan tersebut kontak yang terjadi diserap begitu saja tanpa menyaring
hal-hal negatif didalamnya.
2. Sekularisme,
yakni pandangan hidup yang memisahkan kehidupan agama dengan kehidupan dunia. Hal
ini dapat terjadi manakala seseorang tidak mempunyai keyakinan yang teguh
terhadap kepercayaan yang diyakininya. Ataupun lemahnya pengetahuan yang
dimiliki seseorang tersebut terhadap kapercayaannya. Hal-hal yang dilakukan
contohnya : seseorang tidak akan merasa bersalah apabila telah melakukan suatu
perbuatan yang sesungguhnya telah melanggar hukum agama, karena orang tersebut
tidak mengaitkannya dengan hukum agama yang nantinya pasti akan dimintai
pertanggung jawabannya.
3. Konsumerisme,
yakni pandangan hidup bahwa lebih baik membeli produk barang daripada
membuatnya sendiri. Hal ini tentu sangat merugikan diri sendiri, karena
pandangan ini akan mematikan daya kreativitas dan kemampuan untuk berinovasi.
4. Konsumtivisme,
yakni mengkonsumsi barang atau jasa yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan
atau dengan kata lain membuang-buang uang dengan mengkonsumsi barang-barang
secara mubazir. Menurut pandangan islam tentu hal ini tidak boleh dilakukan
karena konsumtivisme mengandung sifat boros, yang mana boros adalah salah satu
sifat dari setan, dan sangat dibenci oleh Allah.
5. Hedonisme,
yakni cara hidup bermewah-mewahan untuk mengejar prestise atau gengsi tertentu.
Hal ini sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Karena akan
mengakibatkan suatu persaingan yang mengarah pada tingkat kemampuan ekonomi.
6. Liberalisme,
yakni faham kebebasan berfikir.
Liberalisme
mengandung arti kebebasan, yang berarti hal tersebut akan meningkatkan sikap
egoisme dari masing-masing individu, untuk memperjuangkan pemikirannya.
7. Feminisme,
yakni gerakan sosial yang berupaya menempatkan wanita dalam urusan publik.
Memang
bisa dibilang dengan adanya emansipasi wanita, saat ini wanita telah disamakan
kedudukannya dengan pria. Namun pemikiran ini tidak sepenuhnya benar. Menurut
pendapat saya, kembali kepada kodrat yang telah ditetapkan bahwa memang sudah
seharusnya seorang wanita itu menjadi makmum dari pria.
Dengan
menempatkan wanita pada urusan-urusan publik menurut saya hal tersebut kurang
tepat, seberapa kuatnya seorang wanita tidak akan melebihi kekuatan dari pria.
8. Separatisme,
yakni pemberontakan/pergolakan daerah
Hal
ini dapat terjadi karena memudarnya rasa nasionalisme. Dengan adanya
pemberontakan berarti membuktikan bahwa timbul suatu dampak dari perubahan
sosial yang mengakibatkan perbedaan pemikiran dan kesenjangan sosial, yang
diakibatkan dari sikap individualisme.
9.
Kesenjangan sosial dan
ekonomi, yang terjadi karena ketidakadilan dalam proses pembangunan karena
menekankan daerah atau golongan sosial tertentu.
10. Munculnya
berbagai perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja, prostitusi, dan
sebagainya yang disebabkan oleh adanya keinginan untuk menyesuaikan dengan
taraf hidup, tetapi tidak didukung oleh kemampuan dan keterampilan yang
memadai.
2.2 Konsep
Integrasi Sosial
2.2.1
Pengertian Integrasi
Sosial
Integrasi
berasal dari bahasa inggris integration yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Pengertian lain mengenai integrasi
adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap
konformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
·
Membuat
suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi
sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain
itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan
agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik berupa
tantangan fisik maupun konflik
yang terjadi secara sosial budaya.
2.2.2
Bentuk-bentuk Integrasi
Sosial
a.
Integrasi
keluarga
Suatu kondisi dalam keluarga dimana
seluruh anggota keluaraga sesuai dengan posisi dan kedudukannya secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama melaksanakan peranannya sehingga seluruh
fungsi keluarga dapat berlangsung dengan baik.
b.
Integrasi
kekerabatan
Suatu
kondisi dimana nilai-nilai norma-norma, kedudukan serta peranan sosial yang
diakui dan ditaati bersama seluruh anggota kekerabatan.
c.
Integrasi
asosiasi (perkumpulan)
Suatu
kondisi dalam kelompok perkumpulan dimana orang-orang yang menjadi anggotanaya
mempunyai kesamaan minat, tujuan, kepentingan dan kegemaran.
d.
Integrasi
masyarakat
Suatu kondisi dalam kelompok manusia
yang telah lama bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu yang
mempunyai aturan-aturan tertentu yang mengatur tata hidup mereka untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan diantara anggota tersubut mempunyai kosekuensi yang
tinggi dalam melaksanakan aturan-aturan tersebut.
e.
Integrasi
suku bangsa
Suatu kondisi dari suatu kelompok manusia yang
mempunyai karakteristik yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal
usul dan tempat asal serta kebudayaanya sementara sifat-sifat tersebut telah
dimiliki oleh masing-masing anggota dan juga oleh kelompok sebagai satu
kesatuan.
f.
Integrasi
bangsa
Suatu kondisi dari kesatuan etnis
dan kultural yang mempunyai kesamaan yang berhubungan dengan politik, latar
belakang sejarah dan tujuan, dimana seluruh anggota yang ada mempunyai
komitmen yang sama dalam mencapai tujuan tersebut.
2.2.3
Faktor Penyebab
Integrasi Sosial
a.
Faktor
internal
Merupakan faktor pendorong integrasi
yang berasal dari diri sendiri meliputi : kesadaran diri sebagai makhluk
sosial; tuntutan kebutuhan; jiwa dan semangat gotong royong.
b.
Faktor
eksternal
Merupakan
faktor pendorong integrasi yang berasal dari luar diri sendiri meliputi :
tuntutan perkembangan jaman; persamaan kebudayaan; terbukanya kesempatan; sikap
menghargai atau toleransi; persamaan visi, misi dan tujuan; adanya konsensus
nilai-nilai dalam masyarakat; adanya tantangan
2.2.4
Syarat berhasilnya
Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada
diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu
kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya. Hal tersebut mungkin bisa ditingkatkan
dengan cara memahami dan menerima adanya suatu perbedaan yang ada dan juga
dengan meningkatkan rasa nasionalisme dan memahami semboyan bangsa indonesi
yang mana bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti bahwa
berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
2. Tiap warga masyarakat merasa
saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya. sebagai mahluk
sosial sudah pasti kita tidak bisa hidup sendiri. Kita pasti memerlukan orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat. Karena sudah merupakan kewajiban bagi
kehidupan manusia untuk saling bahu-membahu dan saling bekerjasama dalam
mengisi kebutuhan hidup.
3.
Tercapainya konsensus (kesepakatan) mengenai nilai-nilai dan norma sosial
melalu musyawarah bersama. Hal ini merupakan salah satu hal yang sangat
membantu mengurangi adanya konflik sosial. Pada dasarnya setiap orang memiliki
perbedaan satu dengan lainnya dan perbedaan tersebut akan menemukan jalan
keluar, apabila sikap egoisme dikurangi dan juga melaksanakan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
4. Norma-norma berlaku cukup lama dan konsisten dimana masyarakat akan menjadikan norma tersebut sebagai peraturan yang paten dan tidak boleh untuk dilanggar di lingkungan masyarakat.
2.2.5 Tahapan-tahapan Integrasi Sosial
1. Akomodasi
: penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok manusia untuk
meredakan pertentangan atau konflik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara beradaptasi
dengan lingkungan baru dan melakukan komunikasi dengan masyarakat, sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahpahaman yang mengakibatkan konflik.
2. Kerjasama : merupakan interaksi yang dilakukan oleh dua atau lebih dari orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara melakukan kontak dengan masyarakat, sehingga terjalinnya rasa kepercayaan, keharmonisan yang akan dengan sendirinya menumbuhkan sikap kerjasama dalam melakukan hal-hal tertentu yang membutuhkan bantuan banyak orang.
3. koordinasi : mengatur kegiatan agar tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Koordinasi sangat dibutuhkan untuk memberikan suatu kepastian yang nyata dengan melakukan komunikasi yang baik sehingga terjadi keharmonisan.
4. asimilasi : pembauran nilai dan sikap warga masyarakat yang tergolong sebagai satu bangsa. Hal ini merupakan tahapan yang paling penting, karena memang sudah seharusnya pembauran atau pencampuran dilakukan oleh masyarakat. Dimana masyarakat memiliki peran serta yang sama, pribadi yang satu, tinggal dan hidup dalam satu bangsa, yang mau tidak mau harus melakukan pembauran untuk mencapai integrasi sosial dan mengurangi adanya konflik.
2. Kerjasama : merupakan interaksi yang dilakukan oleh dua atau lebih dari orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara melakukan kontak dengan masyarakat, sehingga terjalinnya rasa kepercayaan, keharmonisan yang akan dengan sendirinya menumbuhkan sikap kerjasama dalam melakukan hal-hal tertentu yang membutuhkan bantuan banyak orang.
3. koordinasi : mengatur kegiatan agar tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Koordinasi sangat dibutuhkan untuk memberikan suatu kepastian yang nyata dengan melakukan komunikasi yang baik sehingga terjadi keharmonisan.
4. asimilasi : pembauran nilai dan sikap warga masyarakat yang tergolong sebagai satu bangsa. Hal ini merupakan tahapan yang paling penting, karena memang sudah seharusnya pembauran atau pencampuran dilakukan oleh masyarakat. Dimana masyarakat memiliki peran serta yang sama, pribadi yang satu, tinggal dan hidup dalam satu bangsa, yang mau tidak mau harus melakukan pembauran untuk mencapai integrasi sosial dan mengurangi adanya konflik.
2.3 Konsep
Mobilitas Sosial
2.3.1
Pengertian Mobilitas
Sosial
Mobilitas
sosoal adalah perpindahan posisi atau kedudukan dari lapisan yang satu ke
lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lain.
Menurut
Paul B.Hartono Mobilitas Sosial adalah
suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial kekelas sosial lainnya atau
gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Senentara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack,
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
2.3.2
Bentuk-bentuk Mobilitas
Sosial
1. Mobilitas
Sosial Vertikal adalah perpindahan individu dari satu kedudukan sosial naik
atau turun.
Mobilitas
Sosial Vertikal terbagi kedalam:
a. Mobilitas
Vertikal Intra Generasi: yaitu mobilitas yang terjadi pada diri sendiri dalam
hidup, baik naik ataupun turun.
Contoh
mobilitas sosial vertikal intra generasi naik : Pak Ali seorang tukang sapu
disebuah kantor kemudian naik menjadi tenaga administrasi.
Contoh
mobilitas vertikal intra generasi turun : Pak Dedi semula pangkatnya kapten
sekarang menjadi mayor.
b. Mobilitas
sosial Antar Generasi : yaitu mobilitas yang terjadi pada dua generasi atau
lebih, naik atau turun.
Contoh
mobilitas antar ganerasi naik : Ayahnya seorang dosen sedangkan anaknya menjadi
mentri
Contoh
mobilitas antar generasi turun : ayahnya pengacara sedangkan anaknya menjadi pedagang
asongan
2. Mobilitas
Horizontal adalah mobilitas sosial horizontal terjadi apabila ada perubahan
kedudukan atau posisi pada strata yang sama . pergerakan kedudukan tersebut
bisa bersifat maju maupun mundur tergantung dampak yang didapatkan oleh individu
maupun kelompok yang bergerak.
Mobilitas
Sosial Horizontal terbagi kedalam :
a. Mobilitas
Horizontal Intra Generasi: yaitu perpindahan individu dari kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Contoh
: Pak Abdul seorang petani berganti menjadi pedagang.
b. Mobilitas
Horizontal Antar Generasi : yaitu perpindahan kedudukan antar dua generasi atau
lebih.
Contoh
: ayah seorang petani kelas menengah dan anaknya menjadi pegawai kelas
menengah.
2.3.3 Faktor
Penyebab Mobilitas Sosial
1.Faktor
Pendorong Mobilitas Sosial
a.Faktor
Struktural
· Struktur
Pekerjaan
Status
sosial dalam masyarakat itu berbeda-beda. Pada masyarakat pedesaan yang bermata
pencaharian bertanni cenderung memperluas lapangan kerja di tingkat menengah
dan bawah tanpa keterampilan khusus, sehingga kemungkinan berpindah ke status
sosial yang lebih tinggi sangat kecil, sedangkan pada masyarakat kota dengan
mata pencaharian di sektor industry cenderung memperluas lapangan pekerjaan
struktural di tingkat menengah dan atas lebih terbuka.
· Perbedaan
Fertilitas (angka kelahiran):
tingkat
kelahiran pada masyarakat berstatus sosial rendah lebih tinggi dibandingkan
dengan masyarakat dengan status sosial yang tinggi. Sehingga mendorong
masyarakat berstatus sosial rendah melakukan mobilitas ke perkotaan.
· Sytem
ekonomi ganda
yaitu
system tradisional dan modern akan berdampak pada adanya mobilitas yang
tergantung pada prestasi kerja karena kenaikan status sosial sangat dipengaruhi
oleh prestasi kerja seseorang.
b.Faktor
Individu
Tidak
semua orang mampu meningkatkan status sosialnya, hal ini tergantung pada faktor
:
· Kemampuan
· Orientasi
terhadap mobilitas
· Keadaan
ekonomi
· Situasi
Politik
· Kependudukan
· Keberuntungan
2.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
a.
Kemiskinan
b.
Diskriminasi ras
c.
Perbedaan ras dan agama
d.
Perbedaan jenis kelamin (gender)
e.
Faktor sosialisasi
2.3.4 Dampak
dari Mobilitas Sosial
Adapun
dampak dari mobilitas sosial secara umum, yaitu:
·
Mendorong
seseorang untuk maju
Seseorang yang berhasil naik ke
kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi atau terdorong untuk lebih
berprestasi dan lebih maju sehingga dapat mempertahankan, atau bahkan
meningkatkan, status sosialnya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi.
·
Mempercepat
perubahan sosial
Melalui mobilitas sosial, seseorang
termotivasi untuk melakukan perubahan-perubahan perilakunya (kepribadian).
Perubahan pola perilaku individual itu apda akhirnya akan mendorong terjadinya
perubahan sosial.
·
Menimbulkan
kecemasan dan ketegangan
Seseorang yang mengalami peningkatan
atau penurunan kelas sosial akan terjadi kecemasan dan ketegangan karena
situasi dan kondisi saat ini berbeda dari sebelumnya.
·
Keretakan
hubungan dalam kelompok primer
Keretakan hubungan dalam kelompok
primer terjadi ketika salah seorang yang mulanya merupakan anggota suatu
kelompok kemudian mengalami perpindahan kelas sosial ke kelas sosial yang lebih
rendah atau lebih tinggi.
2.4 Konsep
Konflik Sosial
2.4.1
Pengertian Konflik
Sosial
Konfik
berasal dari kata kerja Latin configers yang
berarti saling memukul. Konflik merupakan hal yang melekat dalam kehidupan
masyarakat. Tidak ada konflik, berarti tidak ada masyarakat. Konflik adalah
proses sosial dimana individu atau kelompok menyerang, membuat tidak berdaya
atau menghancurkan individu atau kelompok lain. Dengan adanya konflik, akan
memicu perubahan sosial di dalam masyarakat. Secara garis besar, konflik
disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan. Perbedaan individu (perbedaan
pendirian dan perasaan), perbedaan latar belakang kebudayaan, perbedaan
kepentingan. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang mendorong sehingga konflik
terjadi. Ketika individu-individu dalam masyarakat berinteraksi, tentunya ada
tujuan masing-masing individu yang terbawa dalam interaksi. Dan karena adanya
perbedaan-perbedaan tadi, membuat pencapaian tujuan berkonflik. Dari sinilah
awal mula bisa terjadinya perubahan sosial.
2.4.2
Jenis-jenis Konflik
Sosial
1.
Konflik pribadi (antar individu),
Konflik pribadi terjadi ketika ada
perasaan tidak suka seseorang terhadap orang lain (karena perbedaan-perbedaan
diantara keduanya) sehingga muncul rasa ingin memaki, menjatuhkan bahkan
menghancurkan lawan.
Konflik pribadi merupakan suatu
pertentangan yang terjadi pada diri individu, sehingga sulit untuk
mengendalikannya.hal ini biasanya terjadi karena keegoisan dari pemikiran
individu masing-masing untuk memenangkan pemikirannya.
2.
Konflik rasial,
Konflik rasial adalah konflik yang
muncul karena perbedaan ras dalam masyarakat. Penyebab utama dari konflik
rasial biasanya berasal dari perbedaan latar belakang budaya.
Konflik ini menyangkut terhadap
lingkungan rasial yang mengalami perbedaan latar belakang budaya, dan tidak
terjalinnya komunikasi antara ras satu dengan lainnya sehingga mengakibatkan
konflik.
3.
Konflik antar kelas,
Konflik antar kelas adalah ketika
kelompok yang tidak berdaya meminta kesamaan pembagian sumber daya pada
kelompok yang berdaya, kelompok yang memiliki kekuasaan menguasai kelompok
lain. Biasanya konflik ini terjadi karena adanya kesenjangan yang terjadi akibat
perbedaan antara strata atau tingkatatan kelas yang dimiliki oleh seseorang.
Hal ini akan mengakibatkan adanya sikap kecemburuan sosial.
4.
Konflik politik,
Konflik politik adalah ketika proses
penyelesaian suatu masalah, tiap kelompok dalam masyarakat menggunakan cara
berpolitikan yg berbeda. Lebih sering tentang kebijakan pemerintah. Ada pihak
yang mendukung (pro) dan ada juga yang tidak (kontra), sehingga terjadi konflik
terbuka dalam masyarakat. Sedangkan
Konflik politik umumnya terjadi
karena adanya persaingan yang terjadi akibat perebutan suatu kekuasaan. Atau
pun karena adanya perbedaan pola pikir yang tidak melakukan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
5.
Konflik internasional
Konflik internasional adalah konflik
antar Negara yang berdaulat. Bisa karena masalah perbatasan, politik luar
negeri, kerja sama internasional, dan lain-lain. Merupakan konflik yang terjadi
pada satu negara dengan negara lain, hal tersebut dapat terjadi akibat adanya
hal-hal yang menjadi pendorongnya, contoh konflik internasional yang paling
heboh adalah masalah perebutan wilayah antara palestina dengan israel yang
banyak merenggut korban jiwa dan melibatkan banyak negara untuk membantu
menyelesaikan konflik tersebut.
2.4.3
Faktor Penyebab Konflik
Sosial
Ada
beberapa faktor penyebab terjadinya konflik, yaitu:
1) Perbedaan
kepentingan setiap individu dalam masyarakat.
2) Perbedaan
pola kebudayaan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3) Perbedaan
aliran politik yang dijadikan pedoman dalam mencapai suatu kekuasaan dalam
masyarakat.
4) Adanya
perubahan sosial yang cepat yang menimbulkan benturan polaperilaku kehidupan.
2.4.4
Dampak dari Konflik
Sosial
1) Dampak
yang bersifat positif
a. Meningkatkannya
solidaritas organis di dalam masyarakat (in group solidarity)
b. Adanya
perubahan kearah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya (status quo)
c. Meningkatkannya
kerjasama antar individu dalam suatu kelompok setelah konflik mulai mereda.
d.
meningkatkan solidaritas intern dalam suatu kelompok yang
sedang bertikai dengan kelompok lain.
e.
Individu dalam masing-masing kelompok yang berkonflik akan
menyatukan kekuatan, solidaritas, guna memenangkan konflik. Lalu konflik
tersebut akan memawa masyaraka ke dalam suatu perubahan sosial sebagai
tanggapan dari konflik tersebut.
2) Dampak
yang bersifat negatif
a.
Menimbulkan
disintegrasi sosial dalam masyarakat.
b. Menimbulkan
kerugian secara material maupun fisik di masyarakat.
c. Hilangnya
idealisme individu dalam mencapai suatu masyarakat yang menyatu.
d. Adanya
hegemoni terhadap suatu golongan masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
e. Keretakan hubungan diantara dua
kelompok yang bertikai,
f. Kerusakan harta benda,
g. Memakan korban luka maupun
meninggal, dan sebagainya.
2.4.5 Contoh
Konflik dan penyelesaiannya di Indonesia
Konflik
vertikal antara Aceh dengan Pemerintah Indonesia
Sebagaimana
yang kita tahu, konflik Aceh dengan pemerintah pusat sudah terjadi sejak lama.
Diawali dengan kekecewaan rakyat Aceh pada sikap Pemerintah yang
menganaktirikan Aceh. Kemudian berlanjut karena rakyat Aceh merasa Pemerintah
hanya mengambil sumber daya alam Aceh tanpa memberikan timbal balik yang
setimpal. Ditambah dengan pendekatan militer yang diterapkan orde baru untuk
menekan pergerakan GAM, semakin membuat konflik Aceh sulit untuk menemui jalan
keluar. Selain itu juga karena faktor Indonesia yang baru saja merdeka, yang
masih mencoba mencapai stabilitas Negara, membuat banyak sekali daerah-daerah
yang ingin memerdekakan diri. Tetapi hanya Aceh dan Papua lah yang paling alot
untuk mecapai kesepakatan damai.
Banyak
sekali korban jiwa berjatuhan selama konflik Aceh. Bahkan sempat mendapat
julukan ‘Aceh berlumur darah’ karena hal tersebut. Berbagai cara ditempuh untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Dialog antara Pemerintah dan Rakyat Aceh
pun diadakan. Keterlibatan pihak ketiga sangat membantu dalam penyelesaian
konflik antara Aceh dan Pemerintah pusat. Pada masa pemerintahan Presiden
Abdurrahman, kedua belah pihak yang bersengketa memilih HDC (Henry Dunant
Centre) untuk menjadi penengah atau pihak ketiga yang membantu penyelesaian
masalah mereka. Namun, usaha tersebut tidak memunculkan titik terang. Justru
permasalahan semakin rumit. Sehingga muncullah pro dan kontra atas kehadiran
HDC tersebut. Negosiasi kembali dibuka pada masa Pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Kali ini CMI (Crisis Management Initiative) lah yang hadir
sebagai pihak ketiga untuk menjembatani permasalahan yang dihadapi RI-GAM.
Negosiasi tersebut menumbuhkan titik terang dan menghasilkan nota kesepahaman
perdamaian antara RI-GAM di Helsinki.
Dari
penjelasan tersebut hal yang dapat diambil kesimpulan bahwa penyelesaian
konflik adalah dengan berdialog. Dialog untuk memahami satu sama lain, mencoba
mencari kesepakatan antara apa yang diinginkan pihak satu dan pihak lain tanpa
harus merugikan satu sama lain. Bentuk dialog tersebut bermacam-macam.
2.2.6
Jenis-jenis penyelesaian konflik:
· Yang pertama, Konsiliasi.
Yaitu suatu cara untuk mempertemukan
pihak-pihak yang berselisih guna mencapai persetujuan bersama untuk berdamai.
Dalam proses ini pihak-pihak yang berkepentingan dapat meminta bantuan pihak ke
tiga. Namun dalam hal ini pihak ketiga tidak bertugas secara menyeluruh dan
tuntas. Ia hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang dianggapnya baik
kepada kedua pihak yang berselisih untuk menghentikan sengketanya.
· Yang kedua, Mediasi.
Yaitu suatu cara menyelesaikan
pertikaian dengan menggunakan seorang pengantara (mediator). Dalam hal ini
fungsi seorang mediator hampir sama dengan seorang konsiliator. Seorang
mediator juga tidak mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan yang
mengikat; keputusannya hanya bersifat konsultatif. Pihak-pihak yang bersengketa
sendirilah yang harus mengambil keputusan untuk menghentikan perselisihan.
· Yang ketiga, Arbritasi.
Yaitu suatu cara penyelesaian
masalah dengan menghadirkan pihak ketiga yang berperan sebagai “judge” atau
melalui pengadilan. Seorang arbiter memberi keputusan yang mengikat kedua pihak
yang bersengketa, artinya keputusan seorang hakim harus ditaati. Apabila salah
satu pihak tidak menerima keputusan itu, ia dapat naik banding kepada
pengadilan yang lebih tinggi sampai instansi pengadilan nasional yang tertinggi.
Dalam hal persengketaan antara dua negara dapat ditunjuk negara ketiga sebagai
arbiter, atau instansi internasional lain seperti PBB.
· Yang keempat, Koersi.
Yaitu suatu cara menyelesaikan
pertikaian dengan menggunakan paksaan fisik atau pun psikologis. Bila paksaan
psikologis tidak berhasil, dipakailah paksaan fisik. Pihak yang biasa
menggunakan paksaan adalah pihak yang kuat, pihak yang merasa yakin menang,
bahkan sanggup menghancurkan pihak musuh. Pihak inilah yang menentukan
syarat-syarat untuk menyerah dan berdamai yang harus diterima pihak yang lemah.
Misalnya, dalam perang dunia II Amerika memaksa Jepang untuk menghentikan
perang dan menerima syarat-syarat damai.
Dari
cara-cara penyelesaian konflik tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa cara
yang ditempuh Pemerintah Pusat dan GAM untuk menyelesaikan masalah mereka
adalah Mediasi. Menghadirkan pihak ketiga (dalam hal ini CMI), pihak ketiga
tersebut memberikan nasehat-nasehat (bersifat konsultif) dan tidak memberikan
keputusan yang mengikat. Nota perdamaian RI-GAM bukan hasil keputusan CMI,
melainkan karena kesepakatan bersama antara RI dengan GAM. Namun nota tersebut
tidak akan berarti tanpa adanya pemeliharaan perdamaian. Kedua belah pihak juga
harus bisa menjaga perdamaian tersebut. pemerintah harus lebih memperhatikan
wilayah-wilayah kedaulatannya, sedangkan rakyat Aceh juga perlu adanya
kesadaran bahwa Indoensia ini luas, banyak pulau yang dipisahkan dengan lautan.
Mereka harus bisa mandiri dan justru membuktikan diri bahwa mereka bisa
mengurus rumah tangga wilayahnya sendiri dengan mengolah sumber daya alam
mereka sendiri.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manusia dikodratkan untuk menjadi
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dengan
kata lain manusia tidak akan bisa hidup sendiri, semua kegiatan yang dilakukan
oleh manusia melalui suatu proses atau tahapan yang berkaitan dengan
bentuk-bentuk yang akan dihasilkan dari proses sosialisasi. Proses sosialisasi
bisa terjadi melalui Integrasi sosial dan mobilitas sosial, namun dari kedua
proses tersebut akan menimbulkan sebuah dampak yang berkaitan dengan Perubahan
Sosial yang jika berdampak negatif akan menemui Konflik Sosial.
Intinya dalam proses kehidupan
manusia antara Integrasi sosial, Mobilitas Sosial, Perubahan Sosial dan Konflik
Sosial memiliki keterkaitan yang sangat jelas, sehingga logikanya dalam
kehidupan manusia ibarat roda yang terus berputar pada proses-proses tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kharisma, M.J.Haka.
2006. Sosilogi SMA kelas XII.
Kharisma, M.J.Haka.
2006. Sosiologi SMA kelas XI.
Syamsul Hadi, et.al., Disintegrasi Pasca Orde Baru: Negara,
Konflik Lokal, dan Dinamika Internasional (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2007).
Hasbollah
Toisuta, Belajar dari Kasus Aceh: Menggagas Dialog Kultural dalam Fahmi
Salatalohy dan Rio Pelu, eds. Nasionalisme
Kaum Pinggiran: Dari Maluku tentang Maluku untuk Indonesia (Yogyakarta:
Kerjasama Satusa dan LKiS, 2004) h.6.
Perubahan Sosial, Integrasi Sosial, Mobilitas
Sosial, dan Konflik Sosial
Makalah untuk memenuhi tugas
Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen Pengampuh : Nuansa Bayu
Segara,S.Pd.,M.Pd
Kelas 1B
·
Muhammad Dzulhijah (112080031)
·
Desi Purwanti (112080033)
·
Yuli Yanti (112080034)
·
Dewi Kartika Sari (112080046)
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati
Tahun 2012/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar